Sang Pengkritik DKI Jakarta, Profil william aditya sarana, Sosok William Aditya di Indonesia

Siapakah Siapakah sebenarnya william aditya sarana?

Dan apa latar belakang william aditya sarana?

Ciri matakhas mata Cipit ini yang berani-beraninya mengobok-obok anggaran APBD orang nomer satunya DKI ?!

William Aditya Sarana lahir di Jakarta Barat, 2 Mei 1996 sehingga saat ini, William masih berusia 23 tahun.

Hal ini membuat William menjadi anggota DPRD DKI Jakarta paling muda sekaligus dari thionghoa, satu dari delapan anggota dewan terpilih utusan PSI.

Dalam Pileg 2019 kemaren William sukses meraih 12.295 suara yang mengantarkannya sebagai legislator termuda. Daerah pemilihan DKI Jakarta 9 meliputi Kecamatan Cengkareng, Kalideres, dan Tambora.

William baru saja diwisuda dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) pada akhir Agustus.

Sehingga saat mendaftar sebagai caleg, ia mencantumkan profesinya sebagai pelajar.

Ia kini duduk di Komisi A DPRD DKI Jakarta yang mengawasi bidang pemerintahan, satu komisi dengan eks penyanyi cilik Tina Toon.
Tertarik di Dunia Politik Sejak SMA
William mengaku telah jatuh cinta dengan dunia politik sejak SMA.

Ia tercatat dua kali magang di lembaga pemerintahan yakni Sekretariat Kabinet (2017) dan Mahkamah Konstitusi (2015).
Bahkan, William Aditya Sarana juga menjadi anggota kongres mahasiswa UI sekaligus ketua mahkamah mahasiswa UI.

Prestasi :
*Juara 1 PKM-Penelitian FHUI (2016)
*Juara 3 Consdraft MPR RI (2017).
*Penghargaan Student Research Award Tanoto Foundation (2015)
*Finalist of National Constitutional Drafting Competition Padjajaran Law Fair (2016).
*Sebagai pembicara di International Symposium Human Rights for Youth pada 2016 yang digelar UI bersama organisasi Human Rights Resource Centre.

Sebelum menjadi anggota legislatif, ia sudah berani mengkritik Anis Baswedan soal penutupan trotoar Tanah Abang.

Kader PSI ini bersama temannya Zico Leonard berani menggugat Anis Baswedan di tingkat Mahkamah Agung (MA) dan berhasil memenangkan gugatan tersebut.

Artinya Pasal 25 ayat (1) Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum yang diterbitkan oleh Anis Baswedan harus ditinjau ulang.

William pun tidak segan-segan menyebut Anis Baswedan sebagai gubernur terburuk yang dimiliki Jakarta.

4 hal yang BERANI dia ungkapkan di saat rapat dihadapan anggota dewan senior-seniornya :

1. Meminta dokumen-dokumen APBD 2020 diunggah ke apbd.jakarta.go.id sehingga publik bisa mengakses nya

2. Meminta data serapan anggaran setiap SKPD di DKI Jakarta lima tahun terakhir agar tahu apakah Pemprov sudah bekerja sesuai target atau tidak

3. Meminta daftar aset daerah Pemda DKI Jakarta agar kita tahu mana benda yang harus dibeli atau tidak

4. Meminta proposal-proposal hibah karena anggaran hibah di zaman Anies naik terus

Empat hal ini saya sampaikan sebagai salah satu anggota Badan Anggaran DKI Jakarta.


#SayaDukungWilliam
Previous Post Next Post